Alasan Untuk Kaya

Print Friendly and PDF 0 Viewers
Sebentar,sebentar. Sebelum dilanjutkan, Kami punya satu kuiz untuk Anda. Ini diambil dari sebuah surat di kitab suci. Tolong Anda jawab dulu.
- Allah-lah yang menjadikan tertawa dan menangis
- Allah-lah yang menjadikan kematian dan kehidupan
- Allah-lah yang menjadikan laki-laki dan perempuan
- Allah-lah yang memberikan kekayaan dan ...
Nah, apa jawabannya? Coba dipikirkan baik-baik.
1. Pertama, empat kalimat ini mungkin semacam lawan kata.
2. Kedua, lawan kata dari kekayaan adalah kemiskinan
3. Maka, pastilah jawabannya adalah kemiskinan
4. Apakah benar begitu? Kemiskinan?
5. Ternyata salah! Karena jawabannya adalah kecukupan.
6. Empat kalimat di atas, kami kutip dari Surat An-Najm 53: 43-48.

Penggalan surat ini bermaksud, Dia tidak pernah memberikan kemiskinan. Pada dasarnya Dia hanya memberikan kekayaan dan kecukupan. Lah, kalau miskin? Jelas, itu salah manusianya! Sejak awal, Dia telah mempersiapkan manusia untuk untung, kaya, kuat, sehat, selamat, aman, dan sejenisnya. Kalau yang terjadi sebaliknya sekali lagi itu salah manusianya! Masih mau membantah dan menyanggah? Baca dulu Surat An-Nisa 4:79, Surat Yasin36:19, dan Surat Asy-Syura 42:30. Intinya, segala kebaikan berasal dari Dia dan segala keburukan berasal dari manusia itu sendiri.

Yang Maha Kaya sangat menganjurkan dan mengajarkan hamba-Nya untuk kaya. Buktinya, ini tertulis melalui ayat-ayat, diriwayatkan melalui hadist-hadist, dan dicontohkan langsung melalui Nabi. Istilahnya, Warisan Nabi. Terlebih-lebih lagi, sampai detik ini, kami tidak menemukan satu pun ayat dan hadist yang menganjurkan dan mengajarkan untuk miskin. Yang ada hanyalah ayat dan hadist tentang menyikapi kemiskinan.

Inilah pesan Nabi:

"Kefakiran dekat dengan kekufuran"
"Allah Swt lebih menyukai muslim yang kuat iman dan nafkahnya daripada muslim yang lemah"
"Meninggalkan ahli warismu dalam keadaan cukup, itu jauh lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan fakir, sehingga mereka meminta-minta kepada manusia." ini bermaksud, Anda dilarang mati sebelum mencukupkan anak-anak Anda! Di sini bukan berarti Anda mewariskan kekayaan, namun Anda memastikan mereka kaya.

Di sini perlu ditekankan, kekayaan bukanlah tujuan, melainkan alat. Yang dengan alat ini. Anda akan lebih mudah dalam:
-Berzakat dan bersedekah
-Berhaji dan berumrah, juga membayai haji dan umrah orang lain.
-menafkahi keluarga dan mencukupi ahli waris.

Ini tidak main-main. Dulu di Madinah, pasar dan sumber air sempat dikuasai oleh kaum yang lain. Apakah Nabi menanggapinya seperti itu? Tidak! Nabi langsung mengutus Abdurrahman bin Auf untuk menguasai balik pasar tersebut. Nabi pun langsung mengutus Usman untuk menguasai balik sumber air tersebut. Tentunya secara legal. Nabi sepaham-pahamnya, pasar dan sumber air sangat penting bagi kemaslahatan umat. Berdasarkan ini, kelak diriwayatkan Usman membeli surge dua kali.
Terlihat jelas di sini. nabi, malah menganjurkan dan mengajarkan kita untuk menang di dunia dan akhirat. Anjuran dan ajaran itu dibumikan oleh Abdurrahman bin Auf dan Usman dengan memberdayakan kekayaan mereka.

Bagi Anda yang masih malas untuk kaya, tolong jawab pertanyaan-pertanyaan ini:
1. Inginkah Anda memberangkatkan orang tua dan mertua Anda berhaji?
2. Inginkah Anda berlibur dengan fasilitas terbaik bersama Istri/Suami Anda setiap tahun?
3. Inginkah Anda memberikan rumah dan mobil terbaik untuk keluarga Anda?
4. Inginkah Anda memberikan pendidikan terbaik untuk anak Anda dan keponakan Anda?
5. Inginkah Anda memberikan perawatan terbaik untuk anak Anda ketika sakit?
6. Inginkah Anda membantu anggota keluarga dan tetangga Anda yang berkekurangan?
7. Inginkah Anda membantu orang-orang yang telah berjasa kepada keluarga Anda?

Hamdan ATT saja, penyanyi dangdut yang ngakunya orang termiskin di dunia, bias punya mobil, rumah, dan harta. Begitu juga Yusnia, penyanyi dangsut yang ngakunya makan sepiring berdua, bias jalan-jalan keluar negeri. Masa Anda kalah?
Terkadang, kita enggan dan sungkan bicara soal uang, terus mencari alas an yang menghibur diri, "Yang penting itu kaya hati, bukan kaya harta. Tidak semuanya bias dibeli dengan uang. Sedekah tidak harus berbentuk uang." Memang, pernyataan itu benar. Tapi, uang tetap penting, karena dengan uang kita lebih mudah dalam ibadah dan manfaat.
Hei, jangan salah! Rupa-ruapanya, amatlah banyak orang miskin yang diperbudak oleh harta. Meskipun mereka tidak punya harta, namun siang malam hartalah yang terbayang-bayang dipikiran mereka. Sungguh, mereka tidak kaya hati. Sebaliknya, banyak orang kaya yang berhasil memperbudak harta. Serupa dengan Nabi, Umar, dan sahabat-sahabat lainnya. Bagi mereka, harta bukanlah tujuan, melainkan alat untuk memudahkan ibada dan manfaat. Sungguh, mereka kaya hati.

Baca Juga ya


BAGIKAN
Previous
Next Post »
0 Komentar