Hubungan Tri Hita Karana dengan Gedung Pusat UGM

Print Friendly and PDF 0 Viewers
Hubungan Tri Hita Karana dengan Gedung Pusat UGM - Sembari menemani teman saya ke kampusnya kebetulan kami satu daerah tapi berbeda tempat berkuliah. Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk nebeng wifi gratisan agar bisa lanjut mengejarkan deadline tugas yang sebentar lagi akan habis. 

Ada beberapa pertanyaan yang kali ini akan saya selesaikan diantaranya seperti :
  • Apa yang Anda ketahui tentang konsep Tri Hitta Kirana (Keraton Yogyakarta) dan 
  • apa hubungannya dengan Gedung Pusat UGM?
Berikut ini adalah jawaban yang berhasil saya temukan

Konsep Tri Hita Karana

Tri Hita Karana berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang berarti kebahagiaan dan “Karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan”.

Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh. Falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keaneka ragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi. Pada dasarnya hakikat ajaran tri hita karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan ke Tuhan yang saling terkait satu sama lain

Lalu apa Hubungan Tri Hita Karana dengan Gedung Pusat UGM? 

Berikut ini saya dapatkan jawabannya dari salah satu sumber terpercaya.

Gedung Pusat UGM diletakkan mengikuti konsep Tri Hitta Karana. Konsep ini menggambarkan garis imajiner kosmologis yang menghubungkan Gunung Merapi di utara, Keraton Yogyakarta di tengah dan Laut Kidul di selatan dalam satu garis lurus. Letak sumbu Gedung Pusat UGM berada sejajar dengan garis imajiner kosmologi tersebut. Poros imajiner dan sumbu UGM menyiratkan keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. Alam diwakili oleh Api (Gunung Merapi), Tanah (Keraton dan Ngayogyakarta Hadiningrat), Air (Laut Kidul).


Konsep Tri Hitta Karana menempatkan bagian depan Gedung Pusat UGM berada di utara menghadap Gunung Merapi. Agar tidak membelakangi Keraton, pintu masuk dan gerbang utama UGM menghadap selatan. Sebuah konsep rapi dan bijak. Gedung Pusat UGM menghadap utara sementara jalan dan pintu masuknya diletakkan di selatan. Jalan dan pintu masuk UGM di sebelah selatan kini dikenal sebagai boulevard UGM.

Bonus nih, sekalian saja saya tambahkan 

  • Berkaitan dengan gedung pusat UGM atau yang lebih dikenal dengan Rektorat atau Balairung, siapakah pencetus atau arsitek dari bangunan tersebut? 
  • Kapan bangunan tersebut diresmikan dan siapa yang meresmikannya?

Pencetus atau arsitek dari bangunan gedung pusat UGM

arsitek yang ditunjuk oleh Ir. Soekarno untuk membangun Gedung Pusat UGM adalah seorang Indonesia bernama Pangeran Hadinegoro.

Pangeran Hadinegoro adalah putra Paku Buwono X dari Surakarta yang meraih gelar insinyur dari Technische Hooge School, Delf, Belanda. Seusai membangun Gedung Pusat UGM, Hadinegoro pada perjalanannya dikenal sebagai arsitek handal Indonesia.

Kapan bangunan gedung pusat UGM tersebut diresmikan dan siapa yang meresmikannya?

Tepat 8 tahun kemudian setelah Peletakan batu pertama pembangunan Gedung Pusat UGM yang dilakukan oleh Ir. Seokarno pada 19 Desember 1951, pada 19 Desember 1959 Gedung Pusat UGM diresmikan oleh Ir. Soekarno sebagai bangunan modern pertama di Indonesia.

Sumber :
http://www.kompasiana.com/wardhanahendra/gedung-pusat-ugm-bangunan-modern-pertama-di-indonesia_55289aa0f17e61d3698b457f
https://id.wikipedia.org/wiki/Tri_Hita_Karana


Baca Juga ya


BAGIKAN
Previous
Next Post »
0 Komentar